Bahan makanan yang sehat dapat berarti bahan makanan yang tumbu, dan
dijual dengan pengolahan dan bahan kimia yang minimal. Memilih bahan makanan
organik lebih baik daripada bahan makanan yang banyak melibatkan bahan kimia
saat pengolahannya.
Selain bersih dari bahan kimia, pengolahan makanan sebaiknya juga
terjaga kebersihannya dari kontaminasi berbagai bakteri. Namun dalam beberapa
kasus, metode pengolahan bahan makanan oleh produsen saat ini tidak cukup
bersih. Hasilnya adalah gangguan bagi kesehatan kita, lingkungan, atau
keduanya.
Maka perlu kita liat saran dari beberapa ahli mengenai makanan yang
sebaiknya tidak kita konsumsi seperti dikutip dari FoxNewsHealth, Rabu
(7/12/2011) antara lain:
1.
Ahli endokrinologi menyarankan jangan mengonsumsi tomat kalengan
Lapisan resin kaleng mengandung bisphenol A (BPA).
BPA merupakan sebuah estrogen sintetis yang telah dikaitkan dengan penyakit
mulai dari masalah reproduksi, penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.
Keasaman dari tomat dapat menyebabkan BPA larut ke dalam makanan.
Hasil studi menunjukkan bahwa, tingginya kadar BPA
dalam tubuh dapat menekan produksi sperma atau menyebabkan kerusakan kromosom
pada telur hewan.
"Seseorang bisa mendapatkan 50 mcg BPA per liter
dari tomat kalengan. Solusinya adalah pilihlah tomat dalam botol kaca,"
kata Vom Saal Fredrick, seorang endokrinologi dari University of Missouri.
2.
Ahli peternakan
menyarankan jangan mengonsumsi daging sapi yang makan jagung bukan rumput
Sapi berevolusi untuk makan rumput, bukan
biji-bijian. Tetapi pakan ternak dan kedelai seringkali digunakan untuk
menggemukkan agar hewan ternak lebih cepat untuk disembelih.
Dibandingkan dengan daging sapi yang makan jagung,
daging sapi yang makan rumput memiliki kandungan yang lebih tinggi dari beta
karoten, magnesium, vitamin E, omega 3, asam linoleat terkonjugasi (CLA),
kalsium, dan potasium.
"Selain itu juga memiliki kandungan yang lebih
rendah dari omega 6, dan lemak jenuh yang telah dikaitkan dengan penyakit
jantung. Solusinya adalah dengan memilih daging sapi yang makan rumput,"
kata para peneliti dari Clemson
University.
3.
Ahli toksikologi
menyarankan jangan mengonsumsi makanan yang dimasak dengan microwave
Menurut sebuah penelitian baru dari UCLA, bahan kimia, termasuk asam
perfluorooctanoic (PFOA), adalah bagian dari sebuah kelas senyawa yang dapat
dikaitkan dengan ketidaksuburan pada manusia. Dalam pengujian hewan, zat kimia
tersebut dapat menyebabkan kanker hati, testis, dan pankreas.
Hasil studi menunjukkan bahwa, microwave menyebabkan
bahan kimia untuk menguap dan bermigrasi ke dalam makanan. Bahan kimia tersebut
dapat tinggal dan terakumulasi di tubuh selama bertahun-tahun.
"Solusinya adalah jangan terlalu memasak makanan
menggunakan microwave, meskipun cara tersebut memang sangat praktis.,"
kata Olga Naidenko, seorang ilmuwan senior untuk Environmental Working Group.
4.
Ahli pertanian
menyarankan jangan mengonsumsi bahan makanan yang bukan organik
Akar sayuran dapat menyerap herbisida, pestisida, dan
fungisida dari tanah. Solusinya adalah pilihlah buah dan sayuran organik.
5.
Ahli perikanan
menyaranakan untuk tidak makan ikan hasil budidaya
Jangan memakan ikan hasil budidaya karena biasanya
ikan-ikan tersebut memakan makanan yang tidak sehat bahkan memakan sampah.
Akibatnya, ikan-ikan tersebut lebih rendah vitamin D dan lebih tinggi
kontaminan, termasuk karsinogen, PCB, brominated flame retardants, dan
pestisida seperti dioxin dan DDT.
Ikan yang paling terkontaminasi berasal dari Eropa
Utara. DDT telah dikaitkan dengan risiko diabetes dan obesitas. Tetapi beberapa
ahli gizi percaya bahwa manfaat dari omega 3 lebih besar daripada risiko bagi
kesehatan dari ikan-ikan tersebut.
Ada juga kekhawatiran mengenai tingginya tingkat antibiotik dan
pestisida yang digunakan pada ikan-ikan tersebut.
"Solusinya adalah sebaiknya memilih ikan yang
ditangkap dari laut atau danau, bukan dari hasil budidaya," Dr. David
Carpenter, direktur Institut Kesehatan dan Lingkungan di University at Albany.
6.
Peneliti kanker
menyarankan untuk tidak mengonsumsi susu yang diproduksi dengan hormon buatan
Produsen susu memperlakukan sapi dengan hormon
pertumbuhan sapi rekombinan (rBGH atau rBST) untuk meningkatkan produksi susu.
Tetapi rBGH juga meningkatkan infeksi dalam susu. Hal tersebut juga mengarah
pada tingkat yang lebih tinggi dari hormon yang disebut insulin-like growth
dalam susu.
"Pada orang dengan kadar tinggi dari IGF-1 dapat
menyebabkan kanker payudara, prostat, dan usus besar. Solusinya adalah dengan
memilih susu kemasan dengan label untuk rBGH-free, rBST-free, diproduksi tanpa
hormon buatan, atau susu organik," kata Rick North direktur dari Campaign
for Safe Food, Oregon Physicians for Social Responsibility dan CEO dari Oregon division of the
American Cancer Society.
7.
Peneliti makanan organik
menyarankan untuk tidak makan Apel yang disemprot dengan pestisida
Apel adalah individu yang dicangkokkan atau
diturunkan dari satu pohon. Sehingga setiap varietas mempertahankan rasa yang
khas. Dengan demikian, apel tidak mengembangkan resistensi terhadap hama.
"Paparan pestisida dapat berbahaya bagi kesehatan, yaitu berperan dalam perkembangan beberapa kanker dan penyakit Parkinson," kata Mark Kastel seorang peneliti mengenai makanan organik.
"Paparan pestisida dapat berbahaya bagi kesehatan, yaitu berperan dalam perkembangan beberapa kanker dan penyakit Parkinson," kata Mark Kastel seorang peneliti mengenai makanan organik.
4 komentar:
hmm..masalahnya ...untuk tahunya tuh sapi makan jagung atau kagaknya...gmana?hmmm semoga kita menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohani tentunya
Aminnn
hmm..klu masalahnya ...untuk tahunya tuh sapi makan jagung atau kagaknya, ya kita tanya sapi itu dari mana.. dari peternakan atau kaga'..klu dari peternakan biasanya ngga'makan rumput tapi cenderung makanan olahan dgn campuran zat kimia....hmmmmmm.....dan do'a semoga kita menjadi pribadi yang sehat jasmani dan rohani, terpenting rohaninya yg sehat.....Aminnn
asal makanya teratur tidak apa2
asal makanya yg teratur ya
Posting Komentar